Ada yang datang, ada yang pergi. Itu adalah sunnatullah kehidupan. Manusia bergerak, berpindah, dan mengemban amanah sesuai dengan waktunya.
Namun, jejak yang ditinggalkan oleh pemimpin sejati akan selalu membekas, menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang ditinggalkan.
Jenderal Andap, sosok yang saya hormati dan biasa saya panggil demikian, adalah salah satunya.
Selama mendampinginya dalam mengurus sub sektor Tanaman Pangan dan Peternakan di Provinsi Sulawesi Tenggara, saya menyaksikan sendiri betapa besar dedikasi dan kepeduliannya terhadap sektor pertanian.
Banyak ilmu dan ibrah yang ia wariskan, bukan sekadar dalam bentuk kebijakan, tetapi juga dalam keteladanan kepemimpinan.
Saat ini, padi-padi mulai menguning, dedaunan melambai, dan sawah-sawah menyambut musim panen.
Jalan-jalan usaha tani yang dibangun menyambung kehidupan desa-desa yang damai, menjadi saksi bisu bagaimana perhatian Jenderal Andap telah mengubah wajah pertanian di Sulawesi Tenggara.
Sebagai pemimpin, beliau adalah sosok yang telah selesai dengan dirinya sendiri.
Sejak awal kepemimpinannya, ia memetakan delapan isu strategis utama dan langsung menjawabnya dengan langkah-langkah konkret.
Tidak sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang memberikan dampak signifikan.
Ia selalu hadir dalam setiap kesulitan yang dihadapi petani. Satu kalimatnya yang selalu saya ingat adalah:
“Bertani bukanlah sekadar menumbuhkan tanaman, melainkan menjaga proses kehidupan.”
Kalimat sederhana, tetapi mencerminkan filosofi mendalam tentang pertanian dan ketahanan pangan.
Bukti nyata dari kerja keras dan komitmennya terlihat jelas.
Pada tahun 2024, Sulawesi Tenggara berhasil menduduki peringkat keempat nasional dalam kategori kenaikan produksi padi tertinggi.
Prestasi ini tidak datang begitu saja. Di tengah berbagai keterbatasan sumber daya, terlebih di masa pandemi, sektor pertanian di Sulawesi Tenggara tetap bertahan, bahkan berkembang.
Semua itu tidak lepas dari perhatian beliau dalam membangun prasarana dan memberikan bantuan sarana pertanian yang tepat sasaran.
Kini, Jenderal Andap akan berpindah tugas. Tapi warisannya akan tetap hidup dalam setiap ladang yang subur, setiap jalan tani yang menghubungkan harapan, dan setiap petani yang semakin percaya diri dalam mengolah tanah mereka.
Selamat bertugas di tempat yang baru, Jenderal Andap. Sehat selalu dan teruslah menebar manfaat.
Catatan : La Ode Muhammad Rusdin Jaya (Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra)