Pilarkita.id, Kendari – Sebanyak 300 hingga 400 hektare lahan tanaman padi di Sulawesi Tenggara (Sultra) terendam banjir akibat dampak perubahan iklim.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternak (Distanak) Sultra per 4-5 Juli 2024, ratusan hektare sawah tersebut tersebar di sejumlah daerah .
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengungkap, terluas yang terendam banjir yakni di Kota Baubau, seluas 200 ha di Kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan Bungi, dengan usia tanam 10 hari.
Selanjutnya di Kabupaten Konawe, Kecamatan Padangguni, Desa Padangguni sekitar 30 hektare umur tanam kisaran 10-20 hari. Desa Padang Mekar 7 hektare dengan umur tanam sekitar 10-25 hari.
Konawe Selatan, Kecamatan Laeya, Desa Laeya sekitar 20 hektare masa tanam 100 hari. Desa Lambakara 30 hektare usia tanam 75 hari yang kemungkinan puso.
Desa Lambakara lainnya 17 hektare, yang terdampak 12 hektar, Kelompok Tani (Poktan) Jaya 17 hektare, serta Kelurahan Ambalodangge 13,5 hektare.
“Kalau kita lihat data ini berarti kita kehilangan lagi 300-400 hektare yang terkena banjir, kita belum tahu angka puso nya. Karena ada beberapa yang terkena banjir tapi berpotensi puso juga tidak, nanti kita lihat hasilnya setelah airnya surut, apakah dia puso atau tidak di titik-titik itu,” ungkapnya.
Pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dengan menyampaikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota untuk mengusulkan bantuan ke Distanak provinsi untuk para petani yang terdampak perubahan iklim ini.
Salah satunya dengan menyediakan benih dari Kementerian Pertanian. */adl